FGD Kebencanaan di wilayah IKN
bappeda.kaltimprov.go.id - Focus Group Discussion (FGD) terkait Kebencanaan di wilayah Ibu Kota Negara (IKN) baru dilaksanakan secara online melalui Zoom Cloud Meeting pada Jumat, 14 Agustus 2020. Diskusi yang dipimpin oleh Irfan D Yananto (Fungsional Perencana Direktorat Lingkungan Hidup Kementerian PPN/Bappenas) tersebut dihadiri oleh 30 peserta, salah satunya Kepala Sub Bidang Kehutanan Dan Lingkungan Bappeda Kaltim (Rina Juliati, S.Si., M.Si.).
Jalannya FGD diawali dengan Penyampaian Analisis Awal terkait kebencanaan di wilayah IKN. Kemudian pembahasan berlanjut pada Penyampaian Kajian Kebencanaan di wilayah IKN dari Badan Geologi Kementerian ESDM, BMKG.
Diskusi terkait Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) Masteplan IKN telah dilaksanakan oleh Kementerian PPN/Bappenas pada bulan Februari 2020. Diskusi yg dilaksanakan membahas lahan, air, energi, pengelolaan lingkungan, keanekaragaman hayati, kebencanaan, lubang tambang, dan sosial budaya. Analisis terkait potensi bencana sebagai berikut :
1. Kondisi Gas Dangkal Calon Ibu Kota Negara
- Keterdapatan gas diidentifikasi menggunakan data sumur Tengin-1, Semoi-1, Belonak-1, dan Loa Haur-1
- Efek negatifnya adalah apabila pada suatu saat beban di permukaan bertambah dengan bertambahnya bangunan, dikhawatirkan terjadi keretakan yang dapat menyebabkan munculnya gas ke permukaan dengan tekanan yang tinggi. Efek positifnya adalah keterdapatan gas ini dapat dimanfaatkan untuk kebutuhan energi lokal.
- Pada sumur Tengin-1 (lokasi IKN) kemunculan gas tergolong tinggi, dengan kandungan antara 3.000 hingga 5.000 unit.
- Kandungan gas digolongkan sebagai gas dangkal jika muncul di kedalaman 0-1000 meter.
- Dilihat dari posisi keberadaan gas dangkal di kedalaman pada sumur Tengin 1 bisa dikatakan masih aman untuk pembangunan kota dengan high density. Kondisinya akan seperti Balikpapan yang juga merupakan kota besar yang berada di atas reservoir gas dengan akumulasi yang besar. Namun, akumulasi gas yang cukup besar sebaiknya tetap diwaspadai, terutama di area-area yang memiliki zona lemah yang bisa menjadi jalur migrasi gas ke permukaan.
2. Kajian Kawasan Rawan Bencana Geologi Di Kawasan Kandidat IKN
- Secara umum Kawasan IKN jauh dari jalur sumber gempa bumi dan tsunami.
- Daerah Kawasan Inti Pusat Pemerintahan IKN berpotensi terlanda guncangan PGA sekitar 0.15 g, atau berpotensi mengalami guncangan gempa bumi dengan intensitas VI MMI. Kawasan Inti Pusat Pemerintahan tersusun oleh batuan permukaan tanah keras (Kelas C), kawasan di sekitarnya tersusun oleh batuan lunak (Kelas D).
- Pemodelan bahaya tsunami dengan sumber gempa bumi dari Sesar Naik Selat Makassar (M7,3) yang dilakukan PVMBG tidak menghasilkan nilai ketinggian tsunami dan jarak landaan di wilayah pesisir timur Kalimantan.
- Berdasarkan analisis PTHA digabung dengan menggunakan persamaan empiris landaan tsunami, wilayah inti IKN aman terhadap tsunami dan sebagian wilayah pendukung IKN yang berdekatan dengan sungai besar yang bermuara ke Teluk Balikpapan mempunyai kerawanan tsunami rendah hingga menengah.
3. Kerentanan Gerakan Tanah/Tanah Longsor Pada IKN Bagian Wilayah Perkotaan (BWP1 Dan 2)
- Dari hasil analisis menunjukkan bahwa faktor pengontrol gerakan tanah yang dominan adalah kelerengan. Sementara faktor tata guna lahan, geologi, patahan/sesar dan ground acceleration memiliki kontribusi yang hampir sama.
- Gerakan tanah/longsor skala kecil banyak terjadi pada formasi Pamaluan hal ini karena terdapat litologi batu lempung, batu gamping serpihan dan batulanau.
- Saat ini yang baru dikerjakan adalah IKN BWP I dan II sementara pada IKN BWP III belum dilakukan pemetaan.
4. Gempa, Tsunami, Cuaca Dan Iklim
- Hasil skenario model gunjangan gempa yang bersumber dari sesar Meratus M7,0 berdampak di IKN dengan skala intensitas V-VI MMI yang artinya getaran dirasakan oleh semua penduduk. Kebanyak semua terkejut dan lari keluar rumah, terjadi kerusakan ringan
- Hasil skenario model tsunami akibat gempa M=8,5 yang bersumber di zona megathrust Sulawesi Utara dan akibat gempa M=7,7 bersumber di zona Sesar Naik Selat makasar menunjukkan bahwa pantai Kaltim berpotensi terjadi tsunami dengan status SIAGA dengan estimasi ketinggian 0,5-3,0 meter
- Frekuensi hujan lebat di wilayah IKN PPU cenderung lebih rendah dibandingkan sekitarnya
- Kejadian cuaca ekstrim di wilayah bandara sekitar IKN (bandara Balikpapan, Samarinda) didominasi oleh kejadian huja lebat disertai kilat petir
- Kejadian crosswind dibandara sekitar IKN (bppn dan Samarinda) terjadi hampir setian bulan dan berpotensi membahayakan penerbangan karena posisi landas pacu relatif sejajar dengan garis pantai
…
(bappeda.kaltimprov.go.id/fds)