Foto: Vadhia Lidyana
Vadhia Lidyana
Jakarta - Tiang-tiang bekas proyek monorel yang dibangun sejak 2004 lalu masih berdiri tegak di kawasan Senayan dan Kuningan Jakarta Selatan. Artinya beton-beton tersebut telah mangkrak belasan tahun tanpa ada tindak lanjut karena proyek monorel sendiri sudah diberhentikan atau tak dilanjutkan lagi.
Dari pantauan detikcom, Kamis (22/10/2020), satu tiang eks proyek monorel di Jalan H.R. Rasuna Said menyenggol konstruksi proyek LRT Jabodebek, tepatnya di area pembangunan Stasiun Soemantri, Kuningan, Jakarta Selatan. Safety net di sisi konstruksi stasiun tersebut terangkat karena tiang monorel tingginya hampir mencapai atap stasiun.
Jika dilihat di Jalan H.R. Rasuna Said, memang tiang-tiang monorel itu berada tepat di sebelah proyek LRT Jabodebek. Jaraknya tidak terlalu jauh sehingga kesannya seakan mau 'menyenggol' jalur LRT tersebut.
Jadi Space Iklan
Kondisi tiang-tiang monorel di sepanjang Jalan Asia Afrika, Senayan agak berbeda dengan di Kuningan. Tiang-tiang di jalan itu lebih banyak tertutupi oleh beton.Tiang-tiang monorel di Senayan berjejer di tengah jalan, mulai dari dekat jembatan penyeberangan depan mal Plaza Senayan sampai depan Polsek Palmerah, melewati Jalan Gelora dekat bagian belakang gedung DPR RI.
Ada sekitar 14 tiang monorel di Jalan Asia Afrika yang sudah disulap menjadi sarana iklan atau pemasangan spanduk/baliho. Pada Asian Games 2018 lalu, tiang-tiang monorel sempat disulap sebagai sarana promosi pada ajang olahraga terbesar se-Asia tersebut.
Belum Dapat Titah
PT Adhi Karya ( Persero) Tbk selaku pemegang aset konstruksi eks proyek monorel itu mengaku belum mendapatkan perintah untuk mencabut tiang-tiang tersebut. Sebelumnya, sejumlah pihak sudah meminta Pemprov DKI Jakarta mencabut tiang-tiang monorel yang menganggur itu karena dinilai membahayakan keselamatan jalan.
Namun, menurut Direktur Operasi II PT Adhi Karya (Persero) Tbk Pundjung Setya Brata tiang-tiang tersebut lebih baik dimanfaatkan. Soal dimanfaatkan untuk apa, Adhi Karya terbuka untuk setiap ide yang masuk.
"Kami menunggu perintah dan juga kajian legal yang lebih lanjut, tetapi akan lebih bagus apabila tiang tersebut dapat didayagunakan. Kami terbuka dengan ide-ide tentang pemanfaatan tiang tersebut," kata Pundjung kepada detikcom.
Jadi Skywalk
Pundjung mengatakan, Adhi Karya sedang mengkaji untuk menyulap tiang bekas proyek monorel tersebut menjadi skywalk atau jembatan pejalan kaki."Salah satu ide dikaji untuk menjadi skywalk," kata dia. Nantinya skywalk tersebut diintegrasikan dengan stasiun LRT yang berada satu kawasan dengan tiang-tiang monorel tersebut. Jadi, dengan adanya akses pejalan kaki tersebut, begitu pengguna LRT Jabodebek turun di stasiun bisa menuju ke gedung-gedung sekitar dengan lebih mudah.
"Dintegrasikan dengan stasiun LRT misalnya, dan akses ke building di sekitarnya sehingga tidak perlu turun sekaligus menciptakan ruang untuk pejalan kaki," jelasnya.Namun pihaknya baru menyusun konsep dasar pembangunan skywalk. Soal besaran biaya yang dibutuhkan untuk proyek tersebut belum diketahui angkanya.
Tiang-tiang bekas proyek monorel masih berdiri di kawasan Kuningan dan Senayan Jakarta Selatan. Tiang-tiang itu telah berdiri 16 tahun, di mana pemasangannya dilakukan sejak tahun 2004, namun mangkrak hingga saat ini. detik Finance