Jakarta, 17/4/13. Peningkatan infrastruktur Kalimantan menjadi program utama untuk menjalin konektivitas dan pemenuhan energi antar pembangunan se Kalimantan, terutama jalan trans Kalimantan untuk menghubungkan transportasi antar provinsi di Kalimantan.
Hal ini di ungkapka oleh Gubernur Kalimantan Timur, DR.H. Awang Faroek Ishak pada saat menyampaikan sambutan dan sekaligus membuka acara Musyawarah Perencanaan Pembangunan Regional Kalimantan, tema “Percepatan Penyelesaian Konektivitas dan Pemenuhan Energi Pulau Kalimantan” di ruang rapat Hotel Redtop Jakarta, dihadiri peserta sebanyak 400 orang yang terdiri dari seluruh Bappeda, Dinas PU dan SKPD terkait di lingkupan Pemerintah Provinsi dan Kabupaten/Kota se Kalimantan serta para undangan.
Gubernur Kaltim menyatakan bahwa Kalimantan tidak boleh menonton dalam pembangunan, kita harus merencanakan program pembangunan dengan masing-masing memiliki proritas dan terkonektivitas antar Kalimantan. Sementra Kepala Bappeda Kaltim, DR.Ir.H. Rusmadi Kaltim menyampaikan laporan pelaksanaan Musrenbang Regional Kalimantan sebagai ketua tuan rumah dalam melaksanaan Musrenbang Regional Kalimantan Tahun 2013.
Tujuan dari Musrenbang Forum Koordinasi Revitalisasi Percepatan Pembangunan Regional Kalimantan (FKRP2RK) Tahun 2013 antara lain : 1). Koordinasi dan Kerjasama regional untuk mempercepat pembangunan di Pulau Kalimantan; 2). Membangun konektivitas wilayah Kalimantan secara terpadu, efektive dan efisien; 3). Membangun daya saing daerah.
Indonesia Menjadi Pusat Pertumbuhan Dunia, Momentum pertumbuhan berpihak pada Indonesia antara lain : 1). Pusat pertumbuhan dunia bergeser ke negara-negara berkembang, khususnya Asia; 2). BRICS (Brazil, Rusia, India, China, South Africa) dan kemudian MIST (Mexico, Indonesia, South Korea, Turki) menjadi tujuan utama investor global; 3). Intensitas perdagangan di antara negara-negara berkembang (South to South) meningkat cepat, dan posisi geografis Indonesia sangat menguntungkan; 4). Kinerja pertumbuhan ekonomi nasional dalam lima tahun terakhir relatif tinggi bila melihat kondisi perekonomian dunia yang melemah.
Geostrategi Pulau Kalimantan, dengan konsep Geostrategi antara lain : 1). Hubungan Konsep geografi dan geopolitik; 2). Ditentukan 3 variabel : rute perdagangan, pusat sumber daya dan batas Negara; 3). Mrpk haluan dan arah kebj luar negeri; 4). Kearah mana suatu Negara memusatkan perhatian dan upayanya; 5). Dipengaruhi oleh ideologi, kepentingan kelompok; 6). Konsep kebjk dan strtegi ekonomi dan politik stratejik yg membawa kejayaan negara.
Membangun Daya Saing Melalui Transformasi Ekonomi Kalimantan antara lain : 1). Mengembangkan Industri Eksisting(Minyak, Pupuk, Gas, CPO, Batubara) kearah hilisasi produk untuk meningkatkan daya saing; 2). Membangun Industri Berbasis Pertanian (Ekonomi Terbarukan) dgn Pendekatan Skala Ekonomi dan Klaster (agri industri dan Agroservices; 3). Reinvestasi pendapatan dari SDA untuk pembangunan SDM dan infrastruktur wilayah.
Pembangunan Daya Saing Regional antara lain : 1). Sesuai RPJPN 2005-2025, periode RPJMN mendatang (2014-2019) KALIMANTAN HARUS memfokuskan pada pembangunan daya saing berbasis keunggulan kompetitif; 2). Dalam The Global Competitiveness Report 2011-2012, Indonesia sudah diklasifikasikan dalam kelompok negara-negara yang daya saingnya berbasis efisiensi; 3). Naik kelas dari kelompok negara-negara berbasis faktor input (keunggulan komparatif); 4). Tantangan yang dihadapi berbeda, tetapi masih ada pekerjaan rumah yang belum selesai yaitu Defisiensi Konektivitas Intrawilah Kalimantan Ketahan Energi.
Konektivitas Kalimantan antara lain : 1). Kualitas dan Kapasitas Infrastruktur masih rendah; 2). Kelas Jalan Pulau Kalimantan : Kelas IIIA dan IIIB maksimum MST 8 Ton; 3). Konektivitas Antar Moda Transportasi Belum memadai (Darat, Laut, dan Udara); 4). Kesenjangan Antar Wilayah Pertumbuhan Ekonomi lambat.
Isu Penting Terkait Ketahanan Energi antara lain : 1). Kebutuhan energi diperkirakan meningkat pesat seiring industrialisasi dan pertumbuhan kelas menengah nasional; 2). Instabilitas di Wilayah Timur Tengah diperkirakan masih berlangsung; 3). Pertumbuhan produksi minyak global diperkirakan stagnan, bergeser ke batubara dan gas; 4). Kapasitas produksi minyak nasional belum optimal, tetapi konsumsi terus tumbuh seiring meningkatnya kelas menengah; 5). Meningkatnya peran sumber energi terbarukan: geotermal, angin, mikrohidro, biodisel, bioetanol; 6). Diperlukan perubahan kebijakan yang signifikan untuk mengurangi belanja subsidi energi yang tidak produktif dan menyediakan insentif yang memadai bagi pengembangan sumber energi baru dan terbarukan.
Pemenuhan Energi Kalimantan terbagi 3 yaitu pertama yang bersifat mendesak antara lain : 1). Menambah Kuota BBM; 2). Perbaikan distribusi dan Pengawasan; 3). Membangun Pembangkit Listrik dan Jaringan, dan yang bersifat jangka menengah antara lain : 1). Tenaga Surya; 2). PLTA; 3). Pencairan Batubara, dan yang bersifat jangka penjang antara lain : 1). PLTN; 2). BIOFUEL/Biomassa.
Program Prioritas Gubernur Se-Kalimantan antara lain : 1). Penuntasan pembangunan jalan lintas Kalimantan (selatan, tengah, utara, dan Lintas Menuju Perbatasan dan , Jalan Penghubung Lintas Kalimantan; 2). Peningkatan Kelas Jalan Nasional dari Kelas III menjadi kelas II (revisi Keputusan Menteri Perhubungan No. 1 Tahun 2003); 3). Pembangunan Jalan Tol Balikpapan - Samarinda sepanjang 98 km (telah ditetapkan melalui SK Menteri PU No. 567/KPTS/M/2010 tentang Jalan Nasional Tol di Provinsi Kalimantan Timur); 4). Pembangunan Jembatan di Kab. Barito Kuala, Jembatan Pulau Balang, dan Percepatan Pembangunan Jembatan Loa Kulu Kutai Kartanegara; 5). Pengembangan Bandara Tjilik Riwut, Syamsudin Noor, Perpanjangan Runaway Bandara Sepinggan, Bandar Udara Ketapang; 6). Subsidi Angkutan Udara Perintis Antar Ibukota Provinsi di Pulau Kalimantan Pontianak, Palangkaraya, Banjarmansin, Samarinda/Balikpapan, Pembangunan Bandara Juwata; 7). Subsidi Ongkos Angkut (SOA) Bandar Udara Perbatasan Pulau Kalimantan; 8). Pengembangan pelabuhan laut Pulang Pisau, Bagendang, Batanjung dan Segintung, Pelabuhan Laut Banjarmasin, Perencanaan & Pembangunan Pelabuhan Utama Tanjung Gondol, Bengkayang, Pembangunan pelabuhanlaut Teluk Batang, Sintete, Ketapang, Kendawangan, Pelabuhan KIPI Maloy, dan Pelabuhan Palaran, Pembangunan PelabuhanLaut Banjarmasin, Pelabuhan Laut Pelaihari di Swarangan - Kab. Tanah Laut; 9). Penetapan Bandar Udara dan Pelabuhan di Koridor III Pulau Kalimantan sebagai outlet Hub Internasional; 10). Pembangunan terminal Tipe A di Samarinda, terminal AKAP di Palangkaraya, Terminal Dry Port Entikong dan Badau, Angkutan Massal (BRT) di Metropolitan Banjarbakula; 11). Pemenuhan Air baku/minum di Kota Pontianak, Penyediaan & Pengelolaan Air Baku Regional di Banjarbakula, Pembangunan Bendungan Tapin di Kab. Tapin; 12). Feasibility Study/detail engineering desain Pembangunan Prasarana dan Sarana Kereta Api di Kalbar, Studi Rencana Induk Jaringan Kereta Api di Kalimantan Selatan; 13. Percepatan izin pembangunan Rel Kereta Api Batubara di Kalimantan Timur. (Humas Bappeda Kaltim/Sukandar,S.Sos).