Samarinda, 1/7/13. Pertumbuhan Ekonomi Provinsi Kalimantan Timur sampai saat ini sebagian besar masih tergantung pada sumberdaya alam yang tidak dapat diperbahurui terutama pada sektor ekspor batu bara hingga menjacapai 80% sehingga perlu adanya perencanaan yang berpihak pada kepentingan masyarakat dan berwawasan lingkungan atau sumberdaya alam yang tidak merusak lingkungan, sehingga diperlukan-langkah strategis yaitu “transformasi ekonomi dari sumberdaya alam yang tidak dapat diperbaharui menjadi pengelolaan sumberdaya yang dapat diperbaharui”.
Hal ini diungkapkan oleh Plt. Sekretaris Daerah Provinsi Kalimantan Timur sekaligus Kepala Bappeda Kaltim saat memberikan sambutan sekaligus pemaparan acara Lokakarya Draft Rancangan Awal RPJMD Provinsi Kalimantan Timur Tahun 2014-2018 dalam kerangka visi Kalimantan Timur Tahun 2030 di ruang rapat Renstra Bappeda Kaltim, Jl. Kusuma Bangsa No. 2 Samarinda, dihadiri peserta kurang lebih 150 orang berasal dari seluruh SKPD di lingkup Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur dan dari pihak Akademisi / Unmul Samarinda.
Dalam pemaparannya H. Rusmadi mengatakan tujuan dari Lokakarya Draft Rancangan Awal RPJMD Kaltim 2014-2018 dalam kerangka visi Kalimantan Timur Tahun 2030 yaitu : 1. Memahami permasalahan dan isu strategis pembangunan Kalimantan Timur; 2. Penajaman rumusan visi, misi, tujuan dan sasaran pembangunan tahun 2014-2018; 3. Melihat konsistensi antara visi, misi, tujuan, dan sasaran dengan rumusan permasalahan pembangunan dan isu strategis Provinsi Kalimantan Timur; 4. Menguji keselarasan visi dan misi; 5. Menguji keselarasan tujuan dan sasaran pembangunan; 6. Memastikan ketersediaan data dan informasi kondisi saat ini serta penetapan target sasaran.
Masalah Utama Kaltim
Permasalahan Utama Pembangunan Kalimantan Timur sesuai data dan fakta saat ini antara lain : 1. Rendahnya akses dan mutu pendidikan; 2. Akses dan mutu pelayanan kesehatan perlu di tingkatkan; 3. Rendahnya IDG dan IPG; 4. Tingginya angka pengangguran; 5. Penurunan tingkat kemiskinan berjalan lambat; 6. Belum optimalnya pemanfaatan sumber-sumber energi baru dan terbarukan; 7. Belum optimalnya pemanfaatan SDA terbarukan; 8. Tingginya inflasi; 9. Ekspor hasil pertambangan dalam bentuk primer; 10. Rendahnya konektivitas, kualitas dan kuantitas aksesibilitas; 11. Infrastruktur wilayah yang masih belum memadai dan tidak merata; 12. Belum tercukupinya kebutuhan BBM; 13. Masih rendahnya rasio elektrifikasi; 14. Belum terwujudnya tata kelola pemerintahan yang baik; 15. Belum meratanya kesiapan SDM aparatur; 16. Reformasi birokrasi belum sepenuhnya dijalankan; 17. Minimnya kesejahteraan masyarakat di pedesaan; 18. Masih rendahnya kualitas lingkungan hidup; 19. Belum terciptanya pusat pembangunan baru yang memperhatikan lingkungan; 20. Kejadian banjir yang terjadi dibeberapa lokasi.
Isu Strategis Kaltim
Isu strategis Provinsi Kalimantan Timur antara lain : 1. Perubahan iklim akibat emisi gas rumah kaca; 2. Rencana Pembangunan Pan Borneo Highway; 3. Kecenderungan harga minyak mentah yang kian tinggi; 4. Mainstreaming ekonomi hijau dalam perencanaan pembangunan; 5. Pentingnya pengembangan industri agribisnis di masa depan; 6. Kelangkaan BBM dan daya listrik yang tak kunjung terpecahkan; 7. Pencapaian MDGs & MP3EI; 8. Komitmen atas pemberantasan dan pecegahan korupsi; 9. Koordinasi yang lemah antara provinsi dan kab/kota dalam pengendalian ijin eksploitasi SDA; 10. Revitalisasi Ibukota Provinsi Kalimantan Timur.
Target dan Sasaran Pembangunan Kaltim
Target dan sasaran Pembangunan Kaltim sesuai RPJMD Kaltim tahun 2014 – 2018 antara lain 1. Meningkatnya rata-rata lama sekolah dari 9 tahun menjadi 12 tahun pada tahun 2018; 2. Menurunnya tingkat buta huruf, kondisi saat ini 97% menjadi 100% pada tahun 2018; 3. Meningkatnya umur harapan hidup, kondisi saat ini angka harapan hidup 69 tahun menjadi 70 tahun pada tahun 2018; 4. Meningkatnya Indeks Pembangunan Gender; 5. Meningkatnya Indeks Pemberdayaan Gender; 6. Menurunnya tingkat pengangguran, kondisi data Angka pengangguran terbuka tahun 2013 sebesar 6% menjadi 4% pada tahun 2013; 7. Menurunnya tingkat kemiskinan; 8. Meningkatnya pertumbuhan ekonomi; 9. Meningkatnya kontribusi sektor pertanian dalam struktur PDRB; 10. Meningkatnya jumlah industri hilir berbasis pertanian; 11. Menurunnya tingkat inflasi; 12. meningkatnya pendapatan perkapita; 13. Menurunnya indeks gini; 14. Meningkatnya nilai ekspor non migas; 15. Menurunnya indeks ketimpangan regional; 16. Tingkat kemantapan jalan; 17. Meningkatnya kuota bahan bakar bersubsidi; 18. Meningkatnya indeks kepuasan masyarakat; 19. Menurunnya indeks persepsi korupsi; 20. Meningkatnya opini BPK; 21. Meningkatnya indeks demokrasi; 22. Meningkatnya desa swasembada; 23. Menurunnya emisi gas rumah kaca; 24. Menurunnya tingkat status pencemaran perairan; 25. Meningkatnya jumlah kota terpadu mandiri; 26. Berkembangnya kegiatan ekonomi di kawasan industri; 27. Meningkatnya kenyamanan ibukota provinsi dan Meningkatnya rasio elektrifikasi. (Humas Bappeda Kaltim/Sukandar,S.Sos).