post-img

Rabu, 15 Oktober 2025

superadmin

Berita

20 kali dilihat

Bappeda Kaltim Paparkan Langkah Transformasi Energi Berkeadilan Dalam Indonesia Sustainable Week Energy 2025

Samarinda - Kalimantan Timur kini menjadi salah satu provinsi percontohan dalam upaya Transformasi Energi Berkeadilan. Kaltim saat ini tengah berusaha mengurangi ketergantungan pada sektor minyak, gas, dan batu bara, menuju sistem energi yang lebih bersih dan ramah lingkungan.

Sebagai bagian dari upaya tersebut, Kalimantan Timur menjadi tuan rumah acara internasional Indonesia Sustainable Energy Week (ISEW) dan International Capacity Development Program (ICDP) for Coal Regions in Transition yang diselenggarakan pada 13–16 Oktober 2025 di Samarinda.

Kegiatan ini mengusung tema “Just Energy Transition” atau transisi energi yang berkeadilan, dan digagas oleh GIZ (German Corporation for International Cooperation) bekerja sama dengan Kementerian ESDM dan Bappenas RI.

Mengapa Kalimantan Timur Penting untuk Bertransformasi?

Sejak tahun 1970-an, Kalimantan Timur bergantung pada sumber daya alam seperti minyak, gas, dan kayu. Memasuki tahun 2007, ketergantungan tersebut beralih ke sektor batu bara dan juga migas. Ketergantungan jangka panjang terhadap sumber daya alam yang tidak terbarukan menimbulkan dampak negatif seperti kerusakan lingkungan, ketidakstabilan ekonomi akibat fluktuasi harga komoditas, dan ancaman krisis iklim. Karena itu, transisi menuju energi yang lebih adil dan berkelanjutan menjadi kebutuhan mendesak.

Bappeda Kaltim Paparkan Strategi dan Arah Transformasi

Dalam forum internasional tersebut, Wahyu Gatut Purboyo, Kepala Bidang Perekonomian dan Sumber Daya Alam (PSDA), mewakili Kepala Bappeda Kaltim memaparkan strategi dan arah transformasi energi di Kaltim .

Gatut menjelaskan berbagai langkah strategis Kalimantan Timur untuk mengurangi ketergantungan terhadap sektor ekstraktif. Salah satu inisiatif yang telah berjalan saat ini yaitu Forum Konsultasi Daerah (FKD) Percepatan Transformasi, yang telah berjalan sejak tahun 2024.

“Forum Konsultasi Daerah Percepatan Transformasi Ekonomi bertujuan untuk membuka ruang partisipasi yang lebih luas dari berbagai lintas aktor. Melalui forum ini, tidak hanya sekedar forum konsultasi simbolik, teapi lebih menekankan pada tujuan untuk berkolaborasi”, ungkap Gatut pada Selasa (14/10).

Hasil dan Arah Forum Konsultasi Daerah

Dalam FKD putaran pertama, disepakati 15 aktivitas ekonomi prioritas yang diharapkan bisa menjadi pengganti ketergantungan Kaltim terhadap batu bara. Beberapa sektor utama di antaranya:


Perkebunan Kelapa Sawit

Produktivitas sawit di Kaltim saat ini mencapai 3,46 ton/ha/tahun dan ditargetkan meningkat menjadi 5 ton/ha/tahun melalui peningkatan produktivitas setelah dilaksnakan FKD ini.


Budidaya Udang Windu

Produktivitas hasil laut utamanya udang masing tergolong rendah di Kaliamantan Timur, saat ini produktivitas udang berada di angka 0,125 ton/ha/tahun dan diharapkan dapat meningkat sebanyak 0,58 ton/ha/tahun pada tahun 2045. Kondisi saat ini, tambak udang di Kaltim juga masih bersifat tradisional dari total area yang ada juga masih sangat terbatas.


Energi Baru Terbarukan (EBT)

Kaltim mulai mengembangkan berbagai sumber energi baru seperti PLTS yang dibangun di desa-desa bekerja sama dengan PLN, selain itu PLTA dan juga biometana direncanakan sebagai tulang punggung energi listrik terbarukan di masa depan.


Putaran berikutnya FKD akan membahas peluang lain seperti hidrogen dan amonia hijau, ekowisata, panel surya, serta kendaraan listrik.

“Dari batu bara menuju kolaborasi, forum percepatan transformasi ini bertujuan untuk menjaga agar di masa depan, Kaltim tidak hanya bergantung pada batu bara. Kita juga berharap kita bisa menjadi wadah sebagai forum yang tidak berhenti setelah project ini selesai, kedepannya diharapkan forum ini akan selalu bisa membahas berbagai isu (terkait transformasi ekonomi dan energi) yang ada di Kalimantan Timur”, tutup Gatut mengakhiri paparannya.



(Penulis:Suci Ashari)

(Editor: Zainul Hussein)