post-img

Selasa, 01 Desember 2020

Admin

Berita

81350 kali dilihat

Rapat Kegiatan Orientasi (Penguatan Sistem Rujukan) Tumbuh Kembang ABK/Disabilitas

Samarinda, (04/11/2020). Kasubbid Kesejahteraan Sosial Bappeda Provinsi Kalimantan Timur H. Andrie Asdi, SH berserta secara virtual mengikuti Kegiatan Orientasi (Penguatan Sistem Rujukan) Tumbuh Kembang ABK/Disabilitas.

Kegiatan ini dihadiri pula oleh Dinas Kesehatan Provinsi Kaltim dan Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota se-Kaltim, RS. Umum dan Swasta, Dinas Sosial, DKP3A, dan SLB di Kabupaten/Kota di Kaltim.

Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk memenuhi hak anak dalam hal ini anak dengan disabilitas/anak berkebutuhan khusus untuk mendapatkan pelayanan kesehatan. Dan agar dapat terbentuknya advokasi fasilitas rujukan tumbuh kembang/poli tumbuh kembang di RSUD Kab/Kota dan terbentuknya pelayanan/klinik rujukan kasus tumbuh kembang sarana pelayanan Kesehatan di Kabupaten/Kota.

Kondisi Kesehatan anak dengan disabilitas sangat kompleks terdiri dari berbagai jenis disabilitas dengan permasalahan yang cukup spesifik sehingga memerlukan penanganan secara professional dan pendekatan secara khusus.

Upaya yang dilakukan Kementerian Kesehatan RI dalam meningkatkan derajat Kesehatan anak dengan disabilitas dilaksanakan melalui berbagai program seperti sosialisasi pemanfaatan buku KIA, Stimulasi deteksi dan intervensi dini tumbuh kembang (SDIDTK) Balita, Skrining Hipotiroid Kongenital (SHK), dan Penjaringan Kesehatan anak sekolah.

Disampaikan oleh Adrie beberapa tantangan dalam penguatan sistem rujukan anak berkebutuhan khusus (ABK) misalnya saja stigma di masyarakat memiliki anak disabilitas adalah “aib” atau memalukan banyak yang disembunyikan oleh keluarga, atau pandangan masyarakat/keluarga terhadap penyandang disabilitas sama dengan orang sakit sehingga harus memperoleh perlindungan khusus berlebihan dan menimbulkan ketidakmandirian, dan juga adanya keyakinan di masyarakat bahwa jika anak mengalami disabilitas tidak perlu mendapatkan pengobatan atau terapi, dan juga belum optimalnya peran keluarga/masyarakat dalam penanganan anak dengan disabilitas.

Program Kesehatan keluarga dalam mendukung pengendalian disabilitas meliputi pendekatan siklus hidup 1000 Hari kehidupan yaitu berupa persalinan di faskes, pelayanan neonatal esensial, imunisasi, asi eksklusif, Imunisasi dasar lengkap, Pelayanan pada anak disabilitas, pemantauan gangguan pertumbuhan, dan melalui penjaringan anak sekolah (Imunisasi anak sekolah).

(HumasBappeda/Fat/Editor:Sukandar, S.Sos)