Samarinda, 29/1/13. Perlunya keseimbangan hidup antara dunia dan akhirat agar kita bisa selamat baik di dunia maupun akhirat, itulah inti dari pesan yang disampaikan Sekretaris Bappeda Provinsi Kalimantan Timur, Ir.H. Nazrin, M.Si pada saat memberikan sambutan pengantar dalam rangka peringatan Maulid Nabi Muhamaad SAW di ruang rapat Poldas lantai I Bappeda Kaltim, Jl. Kusuma Bangsa Nomor 2. Samarinda.
Sambutan Sekretaris Bappeda Kaltim mewakili Kepala Bappeda Kaltim karena pada saat bersamaan sedang bertugas ke luar daerah. Dalam sambutannya menyampaikan berbagai hal tentang kebaikan Nabi Muhammad SAW terhadap manusia dan alam semista.
Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW tahun 2013 Bappeda Provinsi Kaltim dihadiri oleh karyawan dan karyawati sekitar lima puluh orang dan terasa sangat meriah, karena acara diawali dengan pementasan musik hasidah oleh Group Salawad Hafsi Dharma Wanita Bappeda Kaltim, kemudian dilanjutkan dengan pembacaar Al-Quran oleh Udin dan Saritilawah oleh Hastati Paturusi, SH staf Sekretariat Bappeda Kaltim, kemudian dilanjutkan dengan sambutan Kepala Bappeda Kaltim yang disampaikan oleh Sekretaris Bappeda Kaltim, Ir.H. Nazrin,M.Si.
Acara puncak adalah siraman rohani yang disampaikan oleh Ustad H. Benyamin, LC dari Kota Samarinda menyampaikan berbagai hikmah kebaikan dari kelahiran Nabi Muhammad SAW. Dengan penyampaian yang sangat baik dan bersahaja sehingga karywan-karyawati yang hadir begitu hidmad mendengarnya.
Dalam cerahmnya Ustad menyampaikan bahwa sekitar 1500 tahun lalu, sebuah kemuliaan terbesar diterima oleh alam semesta. Sosok yang dzat-nya telah diciptakan terlebih dahulu atas segala sesuatu sekaligus dzat yang karenanya segala sesuatu diciptakan, terlahir ke dunia. Namanya Muhammad yang bergelar Rasul dan Nabi Saw. Ia lahir dari rahim suci Aminah yang tak lain adalah istri lelaki mulai bernama Abdullah.
Sejak kelahiran Nabi Muhammad SAW, tanda-tanda kebesarannya telah terlihat. Kelahirannya membawa berkah bagi Kota Makkah karena saat itu pasukan bergajah pimpinan Abrahah yang sangat kuat gagal menyerang Kota Makkah.
Kelahirannya di Kota Makkah menjadikan Makkah sebagai pusat peradaban Islam. Kelahirannya di Kota Makkah membuat Makkah menjadi kota yang tentram dan damai. Salah satu episode terbaik yang biasa diungkapkan untuk memperlihatkan kedamaian Makkah dengan keberadaan Nabi SAW yakni saat kepala suku saling berebut dan berkonflik untuk meletakkan kembali Hajar Aswad di posisinya di dinding Ka'bah, Nabi Saw datang menghamparkan sorbannya dan meletakkan Hajar Aswad di tengahnya lalu meminta para kepala suku memegang setiap bagian pinggir sorbannya untuk mengangkat Batu Suci itu. Sehingga, semuanya merasa sama-sama mengangkat dan mengembalikan Hajar Aswad itu ke posisinya. Dan mereka pun berdamai.
Nilai-nilai kebijaksanaan, keteladanan dan kepemimpinan seperti dalam kisah di atas yang menjadikan peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW patut selalu dilestarikan, walau telah berlalu sekitar 1500 tahun lalu. Sebab, dalam peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW, umat Islam bukan hanya bersama-sama dalam satu kesatuan mengungkapkan kecintaannya pada Nabi-nay dalam berbagai ekspresi. Namun, dalam peringatan itu, kita sedang dituntun mengingat kembali episode demi episode dari kehidupan Nabi Saw. Sebab, dalam setiap episode kehidupannya mengandung keteladanan, kebijaksanaan dan nilai-nilai kepemimpinan yang patut kita teladani dan praktekkan dalam diri dan khidupan kita.
Sebagaimana diungkapkan oleh Karen Armstrong dalam karyanya yang terkenal berjudul Muhammad; Prophet for Our Time, keteladanan Muhammad Saw sebagai sosok manusia yang telah sukses dalam membangun peradaban umat manusia dengan niali-nilai kebijaksanaan dan kepemimpinan menjadikan upaya mempelajari dan memperingati setiap episode kehidupannya tak lagi hanya diminati doleh umat Islam, tapi oleh komunitas non-Muslim yang menghendaki pelajaran berharga tentang kebijaksanaan.
Sebagai umat Muslim dan Umat Nabi Besar Muhamammad SAW, maka, sudah sepatutnya bagi kita untuk terus melestarikan momentum dan peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW. Namun begitu, tidak berhenti sebatas pada ritual semata, yang lebih penting adalah merefleksikan dan mempelajari keteladanannya guna menjadi panduan bagi kita dalam mengarungi samudera kehidupan didunia ini sehingga kita akan selamat di dunia dan akhirat, amin. (Humas Bappeda Kaltim, Sukandar,S.Sos).