Fadhly Fauzi Rachman, Soraya Novika
Jakarta -
Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengatakan pihaknya kini tengah mempersiapkan operasional Pelabuhan Patimban di Subang, Jawa Barat. Pelabuhan ini ditarget siap melayani kegiatan ekspor impor perdananya mulai bulan Desember 2020 mendatang.
"Kami tetap berkomitmen menyelesaikan berbagai pembangunan infrastruktur transportasi salah satunya Pelabuhan Patimban, sehingga ini dapat segera dimanfaatkan dan diharapkan dapat mempercepat pemulihan ekonomi nasional. Harapannya bulan Desember nanti kita akan gunakan pertama kali sebagai car terminal yang digunakan untuk ekspor dan impor mobil. Sambil kami juga terus melanjutkan pembangunan tahap berikutnya," ujar Budi dalam keterangannya, Rabu (18/11/2020).
Saat ini, pembangunan Pelabuhan Patimban sudah masuk tahap finalisasi tahap 1 yaitu penyelesaian Terminal Peti Kemas seluas 35 hektar dengan kapasitas 250.000 TEUs dan Terminal Kendaraan seluas 25 hektar dengan kapasitas 218.000 CBU.
Adapun yang sudah siap dimanfaatkan adalah Dermaga Kendaraan seluas 350 m x 33 m dengan kapasitas 218.000 CBU. Sedangkan, dari sisi akses jalan, yang sudah siap dioperasikan adalah akses jalan sepanjang 8,2 kilometer dari jalan raya Pantura.
Setelah dioperasikan terbatas mulai Desember 2020 mendatang, maka di tahun berikutnya atau mulai 2021, akan segera dimulai pembangunan selanjutnya yaitu pengerjaan Terminal Peti Kemas seluas 66 hektar dengan kapasitas kumulatif 3,75 juta TEus dan Terminal Kendaraan dengan kapasitas kumulatif 600.000 CBU serta Terminal RoRo seluas 200 meter.
"Secara jangka panjang, tahun 2027 diharapkan Patimban akan menjadi pelabuhan besar yang difungsikan untuk kegiatan ekspor industri otomotif dan logistik dari Indonesia ke luar negeri yang tentunya tidak hanya mendorong pertumbuhan ekonomi di Jawa Barat, namun juga secara nasional dan meningkatkan data saing Indonesia dalam perekonomian global," ungkapnya.
Selain pembangunan fisik pelabuhan, Kemenhub, kata Budi juga melakukan beberapa program pendukung keselamatan dan kelancaran, baik di sisi laut maupun darat, diantaranya yaitu pemasangan sarana alat bantu navigasi pelayaran, pengkajian dan pengesahan ISPS (International Ship and Port Facility Security), dan penyediaan CIQP (Customs Immigration Quarantine Procedure).
Kemudian, Optimalisasi penerapan manajemen & rekayasa lalu lintas, Pengaturan ulang fase Alat Pemberi Isyarat Lalu Lintas (APILL), pembangunan dan pemasangan serta pemeliharaan fasilitas perlengkapan jalan sepanjang jalan nasional menuju akses Pelabuhan Patimban, Re-Routing jaringan trayek angkutan umum khususnya angkutan perkotaan/perdesaan dengan memasukan Pelabuhan Patimban sebagai salah satu asal/tujuan angkutan umum, dan pembangunan fasilitas pendukung angkutan umum seperti halte untuk mengurangi kemacetan akibat angkutan umum yang berhenti di sembarang tempat.
Aspek sosial yaitu dampak dari pembangunan pelabuhan ini terhadap mata pencaharian masyarakat dan nelayan di sekitar Patimban, sambung Budi juga turut diperhatikan. Adapun beberapa program yang telah dilakukan yaitu berupa pemberian bantuan kapal yang muatannya lebih dari 15 GT agar bisa untuk melaut dengan kapasitas besar dan jarak yang lebih jauh, dan pembentukan koperasi usaha bersama untuk nelayan agar dapat memperluas kerjasama dan usaha. Detik Finance