Samarinda, 09 Juni 2021, 09.30 wita. Dalam rangka penyusunan assesmen periodic perekonomian dan perkembangan isu-isu strategis terkini khusunya berkaitan dengan industri makanan dan minuman serta industri pengolahan CPO, Bank Indonesia menyelenggarakan diskusi terbatas terkait hal tersebut secara virtual melalui aplikasi zoom meeting.
Kegiatan ini menghadirkan narasumber dari Dinas Perindustrian Perdagangan Koperasi dan UKM Provinsi Kalimantan Timur dan Bappeda Provinsi Kalimantan Timur.
Kinerja industri makanan dan minuman pada pertumbuhan ekonomi Kalimantan Timur di tahun 2020 menunjukkan angka -3.63, pertumbuhan ini merosot tajam bila dibanding tahun 2019 yang mencapai 7.85. Bila dilihat dari kontribusi PDRB sektor makanan dan minuman terhadap industri non migas pada tahun 2020 memiliki kontribusi sebesar 33,5% terbesar kedua setelah industri kimia, farmasi dan obat tradisional dengan kontribusi sebesar 43%.
Sektor makanan dan minuman termasuk didalam 5 (lima) aspirasi sektor fokus Indonesia 4.0 bersama dengan tekstil dan busana, otomotif, kimia, dan elektronik yang disebut Making Indonesia 4.0. Kelima aspirasi sektor tersebut merupakan langkah jangka panjang untuk sektor prioritas.
Dalam paparannya, Kepala Bappeda Provinsi Kalimantan Timur, Prof. Dr. Ir. H. M. Aswin, MM menyebutkan jika dilihat dari struktur ekonomi Kalimantan Timur menurut lapangan usaha sektor pertambangan triwulan I tahun 2021 bertumbuh sebesar 43.02% (y on y), sedangkan industri pengolahan sebesar 18.57 %, beliau menerangkan secara keseluruhan pertumbuhan ekonomi pada triwulan I tahun 2021 mengalami penurunan sebesar -2.96. Penurunan tersebut dipengaruhi oleh penurunan pada sektor pertambangan dan penggalian yang disebabkan penurunan harga batubara dan minyak bumi.
Kepala Bappeda Provinsi Kalimantan Timur menjelaskan beberapa arah kebijakan didalam Perubahan RPJMD tahun 2019 - 2023 berkenaan dengan sektor migas dan industri pengolahan, dilihat dari misi ketiga yaitu mewujudkan pertumbuhan ekonomi yang berkualitas maka sasaran yang ingin dicapai adalah meningkatnya nilai ekspor non migas dan batubara, meningkatnya kontribusi sektor industri pengolahan non migas dan batubara, serta meningkatnya usaha ekonomi koperasi dan UKM.
(HumasBappeda/fat).