Kalimantan Timur terus mempersiapkan diri menghadapi transformasi ekonomi yang menjadi agenda nasional dan daerah tahun 2025-2045. Dalam acara Dialog Publik yang dihadiri oleh Kepala Bappeda Kaltim, Yusliando, berbagai langkah strategis untuk memastikan Kaltim mampu beradaptasi dengan perubahan di masa mendatang.
Yusliando menjelaskan bahwa Bappeda Kaltim telah menginisiasi Forum Konsultasi Daerah sebagai wadah bagi pemangku kepentingan untuk merumuskan perencanaan, pemantauan, dan evaluasi pelaksanaan transformasi ekonomi di wilayah ini. "Percepatan transformasi ekonomi bersifat kolaboratif. Kami berharap semua stakeholders aktif memberikan saran dan masukan untuk mempercepat proses ini," ungkapnya.
Urgensi percepatan transformasi ekonomi di Kaltim sangat penting, mengingat ketergantungan APBD Kaltim terhadap sektor pertambangan dan penggalian cukup besar.
Saat ini, sekitar 60% APBD Kaltim berasal dari sektor tersebut. Dalam menghadapi tantangan ini, Bappeda Kaltim menekankan perlunya diversifikasi ekonomi, dengan fokus pada pengembangan sektor berbasis manufaktur.
Strategi awal untuk meraih tujuan tersebut adalah dengan memfasilitasi dialog antara pemerintah, masyarakat, dan pelaku bisnis untuk menyerap aspirasi publik. Yusliando menekankan bahwa kerja sama semua pihak sangat diperlukan agar Kaltim tidak lagi tergantung pada pertambangan dan penggalian pada tahun 2045.
Yusliando menyatakan, "Kami harapkan semua stakeholders aktif bersama-sama merumuskan strategi dalam menghadapi transformasi ekonomi. Jika tidak dipikirkan sekarang, kita akan terus bergantung pada hasil pertambangan. Mari kita bekerja sama untuk menjadikan Kaltim sebagai lokomotif dalam penggerak ekonomi di Indonesia Timur."
Dengan komitmen dan kerjasama yang kuat, Kaltim diharapkan mampu mengubah tantangan menjadi peluang dalam menghadapi transformaso ekonomi di masa mendatang.
(SA)
#dialogpublika
#transformasiekonomi
#kaltim