Samarinda, (06/11/2020). Kepala Bidang Pemerintahan dan Pembangunan Manusia Drs. Hariyo Santoso membuka kegiatan Rapat Evaluasi Pelaksanaan Rencana Aksi Daerah Pangan dan Gizi (RAD-PG) Provinsi Kaltim Tahun 2020 secara virtual melalui aplikasi Zoom Meeting di ruang Bidang Pemerintahan dan Pembangunan Manusia.
Kegiatan ini dihadiri 30 orang terdiri dari unsur Bappeda Provinsi Kaltim, Perangkat Daerah yang termasuk dalam tim Pokja, BPOM Kaltim, Biro Hukum Provinsi Kaltim, Universitas Mulawarman, dan Tim Tenaga Ahli LGCB-ASR.
Dengan adanya Rencana Aksi Pangan dan Gizi Provinsi Kalimantan Timur yang telah disusun dan dengan program berorientasi aksi yang terstruktur serta terintegrasi dalam lima pilar diharapkan dapat menjawab dan mengatasi permasalahan pangan dan gizi yang ada di Kalimantan Timur khsusunya dalam upaya penurunan Stunting
Disampaikan oleh Hidayanti Darma Kasubbid Pertanian dan Perikanan , kondisi umum konsumsi pangan di Kaltim dilihat pada Peringkat dan Skor Indeks Ketahanan Pangan Provinsi Tertinggi Tahun 2019, Kaltim pada skor 76,90 peringkat ke 24 dari 34 Provinsi. Dan dari 416 Kabupaten seluruh Indonesia, ada 3 Kabupaten di Kaltim yang perlu perhatian sangat serius yaitu Kabupaten Kubar, Mahulu dan Kutim.
Lebih lanjut beliau menyampaikan hasil pemantauan evaluasi pada indikator utama RAD-PG Tahun 2019 ada beberapa indikator yang sudah cukup baik, ada yang belum dilaksanakan survey, dan ada yang perlu klarifikasi dengan dinas terkait. Untuk indikator di Tahun 2020 penjelasan dari masing-masing Tim Pokja masih banyak yang belum terisi sampai dengan triwulan 3 dikarenakan terkendala kondisi Covid 19 dan anggaran yang terbatas.
Dari kegiatan ini pula dapat di identifikasi beberapa permasalahan terkait pembangunan pangan dan gizi yaitu belum Optimalnya Produksi Komoditi Pangan Kaltim, Konsumsi Energi Masyarakat belum sesuai anjuran Angka Kecukupan Energi; Belum optimalnya cakupan pengawasan sarana distribusi obat dan makanan terhadap keamanan pangan; Angka Stunting dan Gizi Buruk pada Balita yang masih Tinggi (Kaltim pada posisi tertinggi yaitu 28,09); Rendahnya pengetahuan ibu hamil terhadap gizi janin dan bayi, dan masih rendahnya sarana dan alat bantu Tenaga Pelaksana Gizi.
(HumasBappedaKaltim/Fat/Editor: Sukandar, S.Sos)